Politik Kaltim.com – Uni Emirat Arab baru-baru ini menghadapi bencana alam yang menggemparkan, yaitu banjir besar yang melanda negara tersebut. Badai dengan curah hujan terbesar dalam lebih dari tujuh puluh lima tahun mengakibatkan kerusakan yang parah di seluruh wilayah, memicu kekacauan dan pertanyaan tentang cara mengatasi dampaknya. Banjir ini mengubah jalan-jalan menjadi sungai, menyebabkan kendaraan terjebak, serta merusak rumah dan bangunan usaha di sepanjang jalurnya. Dampaknya sangat tragis, dengan laporan dua puluh orang tewas akibat bencana ini.
Pada masa krisis seperti ini, muncul pertanyaan tentang kemungkinan penyebab banjir ini dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk mengurangi dampaknya. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penggunaan teknik penyemaian awan atau cloud seeding. Teknik ini melibatkan penciptaan awan dengan menyuntikkan zat pengikat seperti garam ke dalam atmosfer, yang kemudian membentuk awan baru yang dapat menimbulkan hujan. Namun, Pusat Meteorologi Nasional Uni Emirat Arab (NCM) menegaskan bahwa tidak ada operasi penyemaian awan yang dilakukan selama atau sebelum terjadinya badai. Mereka menjelaskan bahwa penyemaian awan harus dilakukan pada tahap awal sebelum terjadinya presipitasi, sehingga operasi semacam itu tidak dapat dilakukan selama badai petir yang hebat.
Di samping diskusi tentang cloud seeding, perubahan iklim juga menjadi sorotan dalam mengkaji penyebab banjir ini. Para ahli menyoroti kontribusi perubahan iklim terhadap intensitas cuaca ekstrem, termasuk peningkatan curah hujan yang dapat menyebabkan banjir. Kenaikan suhu global yang disebabkan oleh aktivitas manusia diyakini memainkan peran penting dalam memperparah cuaca ekstrem di seluruh dunia.
Dalam menghadapi bencana alam seperti ini, langkah-langkah mitigasi menjadi sangat penting. Negara-negara perlu mengambil tindakan yang lebih besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi akar penyebab perubahan iklim. Ini termasuk investasi dalam infrastruktur tahan bencana, peningkatan sistem drainase, dan pendidikan masyarakat tentang tindakan yang dapat mereka ambil untuk melindungi diri mereka dan lingkungan mereka dari bencana alam.
Dengan upaya bersama dan kesadaran akan urgensi masalah ini, diharapkan bahwa risiko terjadinya bencana alam yang semakin sering dan parah dapat dikurangi. Uni Emirat Arab, seperti negara-negara lain di seluruh dunia, harus bersiap menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang dapat terjadi sebagai dampak dari perubahan iklim global,”(*)
Sumber: cnbcindonesia.com, tim kreatif media politik kaltim