Tahun 2035 Tidak Ada Orang Miskin Di IKN

Tahun 2035 Tidak Ada Orang Miskin Di IKN

Nusantara, PolitikKaltim.com – Otorita IKN (OIKN) mengklaim penduduk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tak akan ada yang miskin pada 2035 mendatang. Target tersebut sesuai dengan rencana induk (renduk) yang dibuat pemerintah.

Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin mengatakan ibu kota negara ini sudah mengangkat perekonomian Kalimantan Timur,

meski belum jadi sepenuhnya. Ia mengklaim IKN yang belum rampung ini sudah mengerek pertumbuhan ekonomi Kaltim hingga 6,22 persen.

“Luar biasa. Ini (IKN Nusantara) belum jadi sudah seperti itu, mudah-mudahan nanti sesuai rencana induk yang kita punya, 2035 akan nol kemiskinan,” kata Alimuddin dalam sambutannya dalam seminar di Balikpapan, Kaltim, Selasa (7/5/2024).

Meski begitu, OIKN mengakui target ini tidak mudah. Ia menegaskan pengentasan kemiskinan tidak hanya soal urusan ekonomi.

Alimuddin menyebut pengentasan kemiskinan di IKN, termasuk di wilayah delineasi, juga berkaitan dengan mindset masyarakat. Oleh karena itu,

OIKN bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) untuk mengatasi masalah kemiskinan ini.

“Data sudah kita peroleh, kita akan melakukan intervensi-intervensi kepada masyarakat miskin kita, termasuk yang miskin ekstrem.

Kalau tidak salah, miskin ekstrem itu penghasilannya per hari Rp12 ribu. Bayangkan, di Kaltim Rp12 ribu, bagi yang merokok berhenti merokok,” tuturnya.

“IKN yang saya sebutkan tadi nol persen kemiskinan pada populasi di IKN pada 2035, berarti 10 tahun lagi insyaallah kita tidak ada yang miskin lagi lah. Dan rasio gini regional terendah di Indonesia di 2045,” tambahnya.

Otorita menyebut wilayah IKN, yang mencakup 5 kecamatan dari Kutai Kartanegara dan 1 kecamatan di Penajam Paser Utara, saat ini masih menjadi tanggung jawab bersama.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah terkait juga ikut aktif turun tangan membangun IKN. (*)

 

Penulis: Hendri

Refrensi: CNN Indonesia

Editor: Tim kreatif media politik kaltim