“The Queen’s Gambit Rita Widyasari”
Pemilihan Kepala Daerah Kutai Kartanegara 2024 akan tiba di pertengahan bulan agustus. Dinamika politik di kutai kartanegara sangat hangat di perbincangkan, mulai dari kalangan anak muda, aktivis, politisi sampai ke kalangan warung kopi.
atmosfer politik di Kutai Kartanegara Tahun 2024 sangat terasa berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Apalagi tahun ini tidak ada lagi calon Bupati tidak ada lawannya atau melawan kotak kosong.
Isu yang sedang hangat diperbincangan saat ini terkait figur-figur tokoh politik di Kutai Kartanegara terutama yang paling sangat penting adalah tokoh politik sosok perempuan yang sudah tidak asing lagi di dengar oleh telinga masyarakat Kutai Kartanegara, ialah Rita Widyasari seorang mantan Bupati Kutai Kartanegara 2 periode.
Baru-baru ini muncul berita surve yang sudah dilakukan oleh pihak penelitian dari akademisi Universitas Kutai Kartanegara, bahwasanya surve yang telah di publis ke media 24,60% masyarakat menimbang kedekatan dengan figure Rita widyasari memberikan pengaruh terhadap ketokohan yang akan dipilih.
Rita Widyasari Membawa Perubahan
Sosok Rita Widyasari sebagai wanita pembawa perubahan bagi pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara, tempatnya mengabdi sebagai Bupati Kutai Kartanegara periode 2010–2015 dan 2016–2021.
Namun pada 10 Oktober 2017, jabatannya diganti oleh Wakilnya, Edi Damansyah setelah Petahanan Rita Widyasari oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait kasus dugaan suap dan gratifikasi.
Rita Widyasari dikenal sangat tegas pada setiap perbuatan dan perkataannya dan juga merupakan wanita pertama dalam sejarah Indonesia yang dipilih secara langsung menjadi
Bupati Kutai Kartanegara melalui pemilihan Kepala Daerah sepanjang sejarah demokrasi dan menggantikan ayahnya Prof. Dr. Syaukani Hasan Rais yang juga mantan Bupati Kutai Kartanegara.
Nah, mempotret historis Rita Widyasari teringat sosok wanita dari negara Inggris yang bernama Emmeline Pankhurst, seorang aktivis politik Inggris yang mengorganisir gerakan hak pilih Inggris dan membantu perempuan memenangkan hak untuk memilih.
Pada tahun 1999, Time menobatkannya sebagai salah satu dari 100 Orang paling penting di Abad ke-20 , menyatakan bahwa dia membentuk gagasan tentang objek-objek di zamannya dan mengguncang masyarakat ke dalam pola baru yang tidak dapat kembali lagi.
Ia dikritik secara luas karena taktik militannya, dan para sejarawan tidak setuju mengenai ke efektifannya, namun karyanya diakui sebagai elemen penting dalam mencapai hak pilih perempuan di Inggris.
Ok, sekarang sudah tergambar ya, bagaimana sosok Rita Widyasari masih memiliki pengaruh besar dalam peta politik di Kutai Kartanegara.?
Sekarang mempotret banyak figure-figur tokoh politisi serta Tentara yang ingin maju dalam Pilkada 2024 ini. Seperti, Edi Damansyah, Rendi Solihin sekaligus Petahana,
ada juga, Awang Yacoub Luthman, Husni Fahruddin, Abdul Rasid, Alif Turiadi, Seno Aji, Reza Pahlevi, Sunggono selaku Sekda Kukar, dan juga ada nama yang muncul, Hasanuddin Mas’ud yang terakhir Brigjen TNI Dendi Suryadi.
Inilah figur-figur yang muncul di publik yang sedang membutuhkan legitimasi figur politiknya di mata masyarakat Kutai Kartanegara.?
Saat ini para bakal calon Bupati Kutai Kartanegara 2024 pasti harus dapat restu langkah politiknya dari sosok Rita Widyasari. Sama seperti yang dilakukan oleh Bupati dan Wakil Bupati Kukar, Edi Damansyah dan Rendi Solihin.
Pada saat itu Edi-Rendi dalam Pilkada tahun 2020-2021 meminta restu kepada Rita Widyasari untuk bisa memilih pasangan Edi-Rendi dalam Pilkada tersebut.
Ayo! Sekarang kemana langkah Ratu Rita Widyasari dalam menentukan calon Bupati yang dia dukung di Pilkada 2024 tahun ini. ? Apakah masih dukung Edi-Rendi atau langkahnya berbeda.? Sangat menarik, kita tunggu Episode selanjutnya. (*PK)
Penulis: Aspin Anwar
Refrensi: id.wikipedia.org
Editor: Tim Kreatif Media Politik Kaltim
Edisi: Nalar Politik