Isu Pekerjaan Yang Paling Penting Disuarakan Partai atau Tokoh Politik, Ini Hasil Surveinya

Isu Pekerjaan Yang Paling Penting Disuarakan Partai atau Tokoh Politik, Ini Hasil Surveinya

PolitikKaltim.com -Remaja punya energi, talenta dan kreativitas untuk perekonomian kita yang tidak bisa kita sia-siakan. Di seluruh dunia termasuk Indonesia, remaja perempuan dan laki-laki memberi kontribusi penting sebagai pekerja, pengusaha dan konsumen yang produktif.

Mereka juga merupakan anggota masyarakat madani dan agen perubahan yang penting. Apa yang dilakukan remaja saat ini akan menciptakan pondasi untuk perekonomian kita di masa mendatang.

Namun kurangnya pekerjaan layak yang memadai atau berkelanjutan membuat remaja ini dan lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal menjadi sangat rentan.

Krisis lapangan kerja bagi kaum muda tidak saja merupakan unsur terpadu dari situasi pekerjaan yang lebih luas secara umum, tapi juga punya beberapa dimensi khusus.

Di Indonesia, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mencari pekerjaan untuk ribuan remaja yang masuk ke pasar tenaga kerja setiap tahunnya.

Di samping itu, tantangannya adalah menemukan pekerjaan yang layak bagi kaum muda yang biasanya bekerja di sektor pertanian atau sektor informal di kota dengan upah yang lebih kecil.

Oleh karena itu, kalangan remaja biasanya berada di tengah siklus kemiskinan yang kejam, pendidikan dan pelatihan yang kurang memadai, dan pekerjaan dengan upah yang kecil.

Hal ini menciptakan suatu siklus kemiskinan yang tiada berujung dan saling terkait dari satu generasi ke generasi lain. “Jejak kemiskinan” dari remaja ke dewasa sangat berbahaya untuk masyarakat saat ini. Biayanya tinggi bagi individu dan ekonomi, namun prospeknya suram.

Menurut hasil survei Katadata Insight Center (KIC), mayoritas atau 48,2% responden anak muda Indonesia menilai lapangan pekerjaan adalah isu yang paling penting disuarakan partai atau tokoh politik.

Kemudian 13,5% menilai isu paling penting adalah jaminan kesehatan dan kesejahteraan rakyat (kesra).

Ada pula responden yang menganggap isu terpenting adalah peningkatan kesadaran ekonomi digital/ekonomi kreatif (13,2%), dukungan/pelatihan kewirausahaan sosial (7,6%), serta demokrasi dan kebebasan berpendapat (6,2%).

Sementara responden yang memprioritaskan isu lingkungan hidup, pendapatan, akses transportasi publik, dan kepemilikan rumah proporsinya lebih sedikit, seperti terlihat pada grafik.

Survei KIC melibatkan 1.005 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi Indonesia, terdiri atas 60,6% laki-laki dan 39,4% perempuan.

Seluruh responden memiliki nomor telepon seluler dan masuk kelompok “anak muda”, yakni generasi Z yang berusia 17-26 tahun (50,4%), serta milenial yang usianya 27-42 tahun (49,6%).

Mayoritas responden berada di Pulau Jawa (54,4%), kemudian di Sumatra (22,5%) dan Sulawesi (7,8%), sedangkan proporsi responden dari Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua sekitar 3,6-6,4%.

Pengambilan data dilakukan pada 11-17 Oktober 2023 secara online melalui data collection tSurvey, dengan metode pengambilan sampel non-probability sampling.

Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) +/- 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%. (*)

Editor: Aspin Anwar