Kutai Kartanegara – Dalam wawancara eksklusif, tokoh agama Ahmad Zainuri menyampaikan pandangan dan himbauannya kepada para kontestan serta masyarakat terkait penyikapan hasil pemilu. Ia menekankan pentingnya sikap legawa dan jiwa besar dalam menerima apapun hasil kontestasi, karena proses tersebut telah berjalan sesuai dengan regulasi dan aturan yang berlaku.
“Jika masyarakat sudah menentukan pilihannya, semua pihak harus sportif menerima hasilnya. Dalam sebuah kontestasi, wajar adanya pihak yang menang dan pihak yang kalah,” ujar Zainuri.
Kepada pihak yang memenangkan pemilihan, Zainuri mengingatkan untuk tidak merasa jumawa. Menurutnya, kemenangan bukanlah segalanya, melainkan sebuah amanah yang harus diemban dengan tanggung jawab besar.
“Maknailah kemenangan itu sebagai sebuah amanah dengan waktu yang terbatas. Setiap pemimpin itu ada masanya, dan setiap masa itu ada pemimpinnya,” katanya, mengutip sebuah filosofi yang menggambarkan siklus kepemimpinan.
Sementara bagi kontestan yang belum berhasil mencapai tujuannya, Zainuri mengajak untuk menjadikan momen ini sebagai bahan evaluasi demi peluang di masa depan. Ia menegaskan bahwa dalam membangun hal besar, diperlukan jiwa yang besar pula.
“Bagi yang kalah, terima dengan lapang dada. Jadikan ini pembelajaran karena kesempatan lain masih terbuka di masa mendatang. Membangun hal besar itu harus berjiwa besar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Zainuri menekankan bahwa kontestasi politik bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan, melainkan juga proses demokrasi yang harus diwarnai dengan sikap dewasa dan kebersamaan. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga harmoni sosial dan tidak terpecah belah akibat perbedaan pilihan politik.
Himbauan ini menjadi pesan yang relevan bagi para kontestan dan masyarakat agar tetap menjaga persatuan setelah proses pemilu selesai. Dengan demikian, siapapun yang memimpin nantinya dapat menjalankan amanah dengan dukungan penuh dari seluruh elemen masyarakat.
Pesan Ahmad Zainuri ini tidak hanya menegaskan pentingnya sportivitas dalam politik, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kebesaran jiwa dalam menerima kenyataan, baik kemenangan maupun kekalahan.